Senin, 11 Oktober 2010

PEMAHAMAN ANAK JALANAN TENTANG PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL (ABNORMALITAS SEKSUAL)


Ada banyak lingkungan yang dimasuki anak, khususnya remaja sesuai dengan daya tariknya. Salah satu lingkungan yang saat ini banyak dicermati karena mempunyai ?daya tarik? dan relatif mudah dimasuki remaja adalah dunia narkoba dan dunia dengan relasi-relasi seksual tanpa ikatan. Anak atau remaja tanpa pengetahuan yang memadai mengenai resiko-resiko, mudah terjebak dalam penggunaan atau melakukan hubungan seks yang beresiko, seperti hubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti, atau hubungan seks tanpa perlindungan. Resiko dari perilaku tersebut sangat luas, tidak hanya mengancam mereka secara fisik, tetapi juga psikologis dan sosial. Resiko dari perilaku menyimpang ini tidak hanya berakibat jangka pendek, tetapi juga jangka panjang, bahkan mempengaruhi kelanjutan hidup seterusnya. Sayangnya kesadaran seringkali datang terlambat setelah resiko tak terhindarkan yang seharusnya dapat dicegah. Tidak hanya itu, penyimpangan perilaku seksual juga bisa disebabkan karena ada salah satu faktor yang tidak normal, antara lain : penyimpangan seks bisa disebabkan oleh dorongan seksual yang abnormal, partner seks yang abnormal dan bisa juga disebabkan dengan menggunakan cara-cara yang abnormal pula dalam pemuasan dorongan seksualnya.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman anak jalanan tentang penyimpangan perilaku seksual dan dari mana mereka mengetahui tentang penyimpangan perilaku seksual tersebut. Setelah mereka mengetahui dan mendapatkan informasi tentang seksual tersebut, apa manfaat yang mereka dapat.
Dalam penelitian ini menggunakan 2 Sumber Data, yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Dalam hal ini yang menjadi Data Primer adalah anak jalanan atau pemberi informasi. Dalam menentukan Sumber Data Primer, penulis menggunakan ciri-ciri atau karakter dari anak jalanan atau informan tersebut yang dengan mudah dapat dikenali, yaitu Purposive Sampling. Adapun kriterianya antara lain : usia berkisar antara 12-18 tahun, berada di jalanan kurang lebih 1-2 tahun, anak yang mandiri atau tidak selalu ikut dengan orang tuanya, dan anak yang bersedia untuk diwawancara. Sesuai kriteria, maka didapatkan 12 anak jalanan. Sedangkan Sumber Data Sekunder diperoleh melalui dokumentasi maupun dari sumber atau media lain.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, yaitu berupa pengamatan langsung; interview; dan dokumentasi, yang diperoleh melalui foto, artikel, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk buku tentang pendapat maupun teori yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Untuk menganalisa data agar tersaji dengan baik dan mudah dimengerti oleh semua pihak, serta sesuai dengan tujuan penganalisaan data, yaitu untuk menyederhanakan data, maka penulis menggunakan Deskriptif Kualitatif.
vi

Setelah diadakan penelitian dan analisis, maka dapat diambil kesimpulan, antara lain : pengetahuan anak jalanan tentang seks, kebanyakan hanya terbatas pada hubungan badan; sebagian anak jalanan tidak mengetahui secara penuh tentang penyimpangan perilaku seksual, karena tidak adanya informasi yang memberi tahu tentang hal tersebut; pemahaman anak jalanan tentang penyimpangan perilaku seksual, hanya terbatas pada homoseks, seks bebas, WTS, perkosaan dan perselingkuhan; sebagian besar anak jalanan menganggap bahwa hubungan seksual di luar nikah termasuk penyimpangan perilaku seksual; anak jalanan memperoleh pengetahuan seks dari VCD porno, bioskop, melihat langsung, TV, dan Koran; dengan mereka memperoleh pengetahuan atau informasi tentang seks, sebagian besar mengaku tidak ada manfaat yang diperoleh, namun ada beberapa yang mengatakan ada manfaatnya.
Saran ditujukan untuk ketiga lembaga, yaitu Pemerintah dengan memberikan berbagai macam program, kerja sama untuk penyaluran tenaga kerja. Masyarakat, menjadi Orang Tua Asuh bagi mereka. Keluarga, memberikan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan, pemberian modal usaha.
Deskripsi Alternatif :

Ada banyak lingkungan yang dimasuki anak, khususnya remaja sesuai dengan daya tariknya. Salah satu lingkungan yang saat ini banyak dicermati karena mempunyai ?daya tarik? dan relatif mudah dimasuki remaja adalah dunia narkoba dan dunia dengan relasi-relasi seksual tanpa ikatan. Anak atau remaja tanpa pengetahuan yang memadai mengenai resiko-resiko, mudah terjebak dalam penggunaan atau melakukan hubungan seks yang beresiko, seperti hubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti, atau hubungan seks tanpa perlindungan. Resiko dari perilaku tersebut sangat luas, tidak hanya mengancam mereka secara fisik, tetapi juga psikologis dan sosial. Resiko dari perilaku menyimpang ini tidak hanya berakibat jangka pendek, tetapi juga jangka panjang, bahkan mempengaruhi kelanjutan hidup seterusnya. Sayangnya kesadaran seringkali datang terlambat setelah resiko tak terhindarkan yang seharusnya dapat dicegah. Tidak hanya itu, penyimpangan perilaku seksual juga bisa disebabkan karena ada salah satu faktor yang tidak normal, antara lain : penyimpangan seks bisa disebabkan oleh dorongan seksual yang abnormal, partner seks yang abnormal dan bisa juga disebabkan dengan menggunakan cara-cara yang abnormal pula dalam pemuasan dorongan seksualnya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman anak jalanan tentang penyimpangan perilaku seksual dan dari mana mereka mengetahui tentang penyimpangan perilaku seksual tersebut. Setelah mereka mengetahui dan mendapatkan informasi tentang seksual tersebut, apa manfaat yang mereka dapat.
Dalam penelitian ini menggunakan 2 Sumber Data, yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Dalam hal ini yang menjadi Data Primer adalah anak jalanan atau pemberi informasi. Dalam menentukan Sumber Data Primer, penulis menggunakan ciri-ciri atau karakter dari anak jalanan atau informan tersebut yang dengan mudah dapat dikenali, yaitu Purposive Sampling. Adapun kriterianya antara lain : usia berkisar antara 12-18 tahun, berada di jalanan kurang lebih 1-2 tahun, anak yang mandiri atau tidak selalu ikut dengan orang tuanya, dan anak yang bersedia untuk diwawancara. Sesuai kriteria, maka didapatkan 12 anak jalanan. Sedangkan Sumber Data Sekunder diperoleh melalui dokumentasi maupun dari sumber atau media lain.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, yaitu berupa pengamatan langsung; interview; dan dokumentasi, yang diperoleh melalui foto, artikel, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk buku tentang pendapat maupun teori yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Untuk menganalisa data agar tersaji dengan baik dan mudah dimengerti oleh semua pihak, serta sesuai dengan tujuan penganalisaan data, yaitu untuk menyederhanakan data, maka penulis menggunakan Deskriptif Kualitatif.
vi
Setelah diadakan penelitian dan analisis, maka dapat diambil kesimpulan, antara lain : pengetahuan anak jalanan tentang seks, kebanyakan hanya terbatas pada hubungan badan; sebagian anak jalanan tidak mengetahui secara penuh tentang penyimpangan perilaku seksual, karena tidak adanya informasi yang memberi tahu tentang hal tersebut; pemahaman anak jalanan tentang penyimpangan perilaku seksual, hanya terbatas pada homoseks, seks bebas, WTS, perkosaan dan perselingkuhan; sebagian besar anak jalanan menganggap bahwa hubungan seksual di luar nikah termasuk penyimpangan perilaku seksual; anak jalanan memperoleh pengetahuan seks dari VCD porno, bioskop, melihat langsung, TV, dan Koran; dengan mereka memperoleh pengetahuan atau informasi tentang seks, sebagian besar mengaku tidak ada manfaat yang diperoleh, namun ada beberapa yang mengatakan ada manfaatnya.

Saran ditujukan untuk ketiga lembaga, yaitu Pemerintah dengan memberikan berbagai macam program, kerja sama untuk penyaluran tenaga kerja. Masyarakat, menjadi Orang Tua Asuh bagi mereka. Keluarga, memberikan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan, pemberian modal usaha